Saturday, August 14, 2010

LOKASI WISATA TANAH LOT

SEJARAH TANAH LOT
Pada masa kerajaan Majapahit di Jawa timur, hiduplah seorang bhagawan yang bernama Dyang Hyang Dwi Jendra, Beliau di hormati atas pengabdiannya yang sangat tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran-ajaran spiritual, peningkatan kemakmuran dan menanggulangi masalah-masalah kehidupan. Beliau dikenal dalam mengajarkan agama hindu dengan nama "Dharma Yatra". Dilombok beliau dikenal dengan "Tuan Semeru" atau guru dari Semeru, nama sebuah gunung di Jawa timur.
Pada masa abad ke 15 beliau datang ke bali untuk menyebarkan misinya yang pada masa itu Raja Dalem Waturenggong sebagai penguasanya,  menyambut beliau dengan sangat hormat. Disebutkan Saat beliau menjalankan dharma yatra di Rambut Siwi, beliau melihat sinar sucidari arah tenggara dan mengikutinya samapai sumbernya yang ternyata adalah sumber mata air. Tidak jauh dari sumber mata air tersebut beliau menemukan tempat yang sangat indah yang disebut "Gili Beo" artinya gili=Batu karang dan Beo artinya Burung, atau menurut artinya Batu karang besar yang berbentuk burung Beo. Ditempat inilah beliau membangun tempat untuk bermediasi dan melakukan pemujaan kepada Dewa Penguasa Laut.

Beliau mulai menyebarkan ajaran pertamanya "dyang Hyang Niratha" yaitu mengenai ajaran agama hindu kepada penduduk desa Beraban yang pada saat itu dipimpin oleh pemimpin suci "Bendara Beraban Sakti". untuk menghindari serangan dari pemimpin desa tersebut beliau memindahkan Batukarang besar tempat beliau bermeditasi ke tengah lautan dan menciptakan banyak ular lautdengan selendag saktinya disekitar batukarang besar tersebut yang kemudian di berinama "Tengah Lot" artinya Tanah di tengah Laut. Akhirnya Bendara Beraban sakti mau mengakui kesaktian dan kekuatan spiritual dari Dyang hyang Nirartha. sebagai ungkapan rasa terimakasih beliau dihadiahi keris suci dengan nama JARAMENARA/ ki Baru Gajah. Keris pemberian tersebut disimpan di Puri Kediri, dan setiap hari raya Kuningan di upacarai. sedangkan di Pura Tanah Lot diadakan upacara Piodalan setiap 210 hari sekali pada hari buda wage langkir sesuai penanggalan kalender Bali.
Sebagai obyek atau lokasi wisata Tanah Lot memiliki bagian-bagian seperti
- Sunset Terace
- Pura Enjung Galuh
- Pura Batu Bolong
- Pura Luhur Pekendungan
- Surya Mandala Culture Park
- Pasar Seni/ Market
- Ular Suci

SUNSET TERRACE

 

Merupakan tempat menikmati sunset dengan latar belakang Pura Luhur tanah Lot dan Laut Lepas dengan gelombang khas pantai selatan. Dari ketinggian diatas tebing sunset bisa dinikmati sambil menikmati makanan, minuman yang disediakan oleh jejeran warung-warung yang menyediakan minuman khas berupa kelapa muda dan lainnya. Dan suasana yang pakling berkesan apabila kita tepat berada di depan Pura Tanah Lot ini.

PURA ENJUNG GALUH
Pura Enjung Galuh berlokasi di atas Enjung yaitu batu jarang yang menjorok ke laut. Dilihat dari abhisekanya, Pura Galuh ini jelas bahwa istadewata yang berparahyangan di Pura ini berwujud Bhatara Srishaktinya Dewa Wisnu. Pura ini diperuntukkan bagi umat hindu untuk memohobn kesuburan dan kesejahteraan hidupmasyarakat hindu. biasanya di lakukan upcara pemujaan setiap hari Rabu Umanis, wara medangsia sesuai dengan kalender bali. 


PURA BATU BOLONG
 Pura Batu Bolong Berlokasi di salahsatu Enjung di Segara Kidul Tanah Lot yang di tengah-tengahnya berlubang (Bolong), sehingga pura tersebut di sebut Pura Batu Bolong. Bentuk Bolong (Lubang di tengah Enjung) tersebut berbetuk bulan sabit, sehingga kalo di potret dari enjung galuh menciptakan panorama yang khas dan indah ditambah dengan deburan ombak yang berbenturan dengan ombak yang datang dari pantai. Pura ini setiap hari Rabu Wage wara langkir sesuai kalender bali di adakan pemujaan.


PURA LUHUR PEKENDUNGAN
Bermula dari perjalanan suci IDA Pedanda Shakti Bawu Rawuh dari Pura Rambit Siwi, Lanjut ke Pura Srijong, dimana dari pura Rambut siwi beliau melihat sinar suci menyala dengan terangnyadi segara kidul Tanah Lot, yang menjadi lokasi Pura Luhur Tanah Lot dan Pura Luhur Pejendungan. Melalui Pura Srijong beliau terus melanjutkan perjalanan menuju sinar suci tersebut, namun sebelumnya sempat melakukan yoga semedhi di desa Sanggulan terlebih dahulu hingga sampailah beliau tepat disebelah barat  Segara Kidul Tanah Lot, dan beliau kembali melakukan Yoga semedis di sana. Hutan lebat tersebut kemudian dinamai alas Kendung yang kemudian menjadi abhisekanya Pura Luhur Pekendungan.
Pura Luhur Pekendungan selai berfungsi sebagai Pura Dyang Khayangan, juga berkedudukan sebagai pura Pengulun Subak untuk wilayah Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Pura ini dipuja pada hari Sabtu Kliwon, wara kuningan bertepatan dengan Hari Raya Kuningan.

No comments:

Post a Comment